Ada yang tak pernah berubah setiap tahun di Komplek Wisma Harapan 1. Suatu “tradisi ” yang selalu dinanti ketika warga kompleks ini selesai berlebaran, yaitu acara Halal bi Halal atau syawalan.
Malam 19 April 2025 kemarin, lapangan tenis kembali menjadi ruang temu yang hangat untuk keluarga besar wisma harapan 1. Bukan hanya untuk saling memaafkan, tapi juga untuk menguatkan ikatan kekeluargaan yang sudah dibangun tahun demi tahun.
Antusiasme warga begitu terasa sejak awal acara dimulai. Kursi-kursi yang telah ditata rapi oleh panitia tampak terisi penuh, bahkan sebagian warga rela berdiri demi bisa ikut menyimak jalannya acara. Dari anak-anak hingga orang tua, semua tampak hadir dengan wajah cerah dan semangat kebersamaan.

Sebagai pembuka, acara ini diawali dengan sambutan dari Ketua panitia halal bi halal. Sebuah podium sederhana disiapkan untuk sesi ini. Ketua panitia menyampaikan rasa terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak yang telah membuat acara ini dapat terselenggara dengan baik.

Tidak lupa Bapak RW tentunya juga turut memberikan sambutan pada acara ini. Pak RW menyampaikan pesan-pesan silaturahmi, pentingnya menjaga kekompakan antarwarga, serta harapan agar momen halal bi halal ini terus menjadi tradisi yang mempererat tali persaudaraan di lingkungan Wisma Harapan 1.

Malam halal bi halal tahun ini terasa lebih istimewa karena kehadiran tamu kehormatan, Bapak Edi Sitorus — anggota DPRD Komisi C Kota Depok. Kehadiran beliau menjadi penyemangat tersendiri bagi warga Wisma Harapan 1. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas kekompakan warga dan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.


Malam itu, lapangan tenis tak hanya diterangi oleh lampu-lampu yang digantung di sekeliling tenda, tetapi juga oleh antusiasme seluruh warga yang hadir. Momen seperti ini memang menjadi saat yang tepat untuk saling bertatap muka antar tetangga yang mungkin jarang bertemu di hari hari biasa. Nyaris tidak ada kursi yang tersisa !


Menggelar acara di ruang terbuka memang selalu punya tantangan tersendiri, apalagi di musim cuaca tak menentu seperti sekarang. Namun panitia dan warga Wisma Harapan 1 sudah mempersiapkan perencanaan yang matang untuk itu. Tenda-tenda yang kokoh sudah berdiri sejak siang hari. Meskipun malam itu hujan tak turun, tapi itu adalah persiapan yang penting sehingga semuanya bisa menikmati acara dengan nyaman.

Acara malam itu juga diramaikan oleh penampilan anak-anak dari TPQ Masjid Al Muhajirin, yang dengan penuh semangat membawakan lantunan Asma’ul Husna. Penampilan mereka tak hanya menambah semarak suasana. Anak-anak yang tampil dengan percaya diri itu berhasil mencuri perhatian para hadirin, menghadirkan senyum bangga dari para orang tua dan tepuk tangan meriah dari seluruh warga yang hadir.


Tak lengkap rasanya pertemuan tanpa hidangan yang menggugah selera. Malam itu, meja-meja di sisi lapangan tenis dipenuhi aneka sajian yang menggoda—hasil tangan-tangan terampil ibu-ibu warga Wisma Harapan 1. Mulai dari masakan tradisional hingga kudapan rumahan, semuanya hadir dengan berbagai cita rasa.

Di balik ragam hidangan yang tersaji malam itu, ada hal yang jarang terlihat mata: koordinasi dan kekompakan antar RT. Sudah menjadi semacam tradisi tak tertulis—setiap kali ada acara kumpul warga, termasuk kegiatan syawalan malam tadi, para ibu di kompleks Wisma Harapan 1 akan saling berkordinasi dalam menyusun daftar menu.

Mereka akan saling bertanya, saling melengkapi, hingga tercipta aneka hidangan tanpa satupun menu yang tumpang tindih. Karena jelas “siapa masak apa” untuk dihidangkan malam itu. Semua dipikirkan dengan rapi dan ditata dengan baik.

Di tengah keramaian acara, pemandangan yang tak kalah menarik datang dari barisan para bapak. Dengan gaya santai dan ekspresi puas, mereka tampak menikmati sajian malam itu. Duduk berkelompok sambil sesekali bercengkrama. Dengan kompak mengangkat jempolnya, seperti bentuk apresiasi untuk warga yang sudah memasak di hari itu. Ekspresi mereka sudah cukup mewakili: malam ini makanannya luar biasa.

Kompleks kami ini memang beruntung karena warganya dianugerahi selera dan bakat memasak yang luar biasa. Dari yang gurih hingga yang manis, dari menu rumahan sampai sajian khas —semuanya tersaji dengan cita rasa yang selalu menggugah selera.

Mungkin itulah kenapa setiap kali ada kumpul bersama, makanan selalu jadi cerita tersendiri. Bukan hanya karena rasanya yang enak, tapi karena kita tahu betul: semua dibuat dengan niat baik dan semangat berbagi yang tulus. Bukan chef profesional atau koki dari restoran mahal, cukup ibu-ibu kompleks kami, dan setiap acara pasti terasa istimewa.

Suasana malam tadi menjadi hangat penuh keakraban, bukan hanya karena hidangan yang tersaji, tetapi juga karena pesan-pesan positif yang dibawa oleh Bapak Edi Sitorus beserta rombongannya . Sebuah kehormatan tersendiri bagi warga Kompleks Wisma Harapan 1, bahwa kegiatan sederhana ini mendapat perhatian dari tokoh publik yang turut hadir dan berbaur dalam suasana kekeluargaan.


Tugas ini bukanlah hal yang mudah, namun malam itu, para MC bisa menjalankan tugas mereka dengan begitu apik—mereka harus berdiri di hadapan banyak orang, menjaga alur acara tetap rapi, menjaga suasana tetap hangat, dan tetap tersenyum meski di baliknya ada rasa gugup yang sering kali tak tampak. Mereka harus tanggap pada situasi, siap berimprovisasi ketika ada hal-hal di luar rencana, dan mampu menjadi jembatan antara panitia, tamu undangan, dan seluruh warga yang hadir.

Di balik gemuruh alunan musik dan suara mikrofon yang terdengar jernih sepanjang acara, ada sosok yang jarang terlihat tapi justru perannya penting sekali untuk keberlangsungan acara malam tadi. Warga yang tanpa banyak sorotan, memastikan bahwa setiap sambutan terdengar jelas, setiap penampilan terdengar nyaring, dan setiap alunan lagu mengalir tanpa gangguan. Mereka bekerja dalam senyap, tetapi selalu sigap di balik meja kontrol sound system. Sedikit gangguan suara saja pastinya bisa mengganggu jalannya acara.

Tentu saja ada peran besar pemuda-pemudi Karang Taruna Wisma Harapan 1 Di balik terlaksananya acara halal bi halal malam itu, yang patut diapresiasi. Dengan semangat mereka bekerja menyusun dan mengatur jalannya acara, hingga memastikan semua berjalan tepat waktu dan berkordinasi dengan baik dengan semua warga.

Dengan dedikasi tanpa pamrih dan semangat gotong royong yang tulus, mereka membuktikan bahwa semangat kepemudaan di kompleks ini bukan hanya sekadar nama, tetapi benar-benar hidup dalam aksi nyata.

Keberhasilan acara halal bi halal malam itu tentu bukan hasil kerja beberapa jam saja. Sejak jauh-jauh hari, berbagai persiapan telah dilakukan bersama. Semua warga mengambil bagian sesuai perannya masing-masing, dengan penuh kesadaran dan sukarela. Inilah kekuatan sesungguhnya dari sebuah komunitas-Keluarga Besar Wisma Harapan 1.

Pada akhirnya, acara halal bi halal bukan sekadar agenda tahunan yang hadir lalu berlalu begitu saja. Ia adalah jembatan—yang setiap tahun kita bangun dan rawat bersama—untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan bertetangga.

Di kompleks Wisma Harapan 1 ini, warga bukan hanya berbagi pagar, jalan, atau tempat ibadah. Kita berbagi kehidupan. Maka, menjaga kekompakan bukan hanya soal kebersamaan saat acara, tetapi juga dalam keseharian.

Semoga semangat saling memaafkan yang mengisi malam halal bi halal kemarin tidak berhenti di ujung acara. Semoga ia menetap dalam cara kita memperlakukan satu sama lain. Dalam saling memahami, dalam menghindari prasangka, dan dalam mengupayakan kebaikan bersama.

Tentu berharap warga Wisma Harapan 1 senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan, agar bisa terus aktif, guyub, dan solid dalam setiap kegiatan yang akan datang. Mari kita jaga lingkungan ini sebagai tempat yang tak hanya nyaman untuk ditinggali, tapi juga nyaman di hati.

Rumah sejati bukan hanya bangunan—melainkan rasa memiliki dan keterhubungan antar sesama penghuninya.
