Pagi itu, suasana di Komplek Perumahan Wisma Harapan 1 – RW 19, Kelurahan Mekarsari, benar-benar berbeda dari minggu-minggu biasanya. Sejak matahari baru saja mulai terbit di Minggu, 11 Agustus 2024, komplek perusahan wisma sudah terasa semarak.
Warga terlihat beranjak dari rumah masing-masing dengan mengenakan pakaian bercorak merah dan putih, warna-warna yang melambangkan semangat kebangsaan.
Jalan-jalan di dalam komplek tampak hidup dengan warna-warni ini, seolah-olah semangat perjuangan para pahlawan kembali hidup dalam langkah-langkah antusias para warga.
Di lapangan depan perumahan, pukul 6:30 pagi, warga sudah mulai berkumpul. Anak-anak, remaja, hingga dewasa, semua hadir dengan ceria, siap memulai rangkaian kegiatan di hari itu.
Di antara mereka, terlihat warga yang semangat berfoto bersama sebelum memulai kegiatan.
Foto-foto itu menangkap momen kebersamaan dan kekompakan, yang nantinya akan menjadi kenangan ketika mereka merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-79.
Team keamanan juga telah bersiaga sedari pagi, untuk memastikan kegiatan berlangsung dengan tertib dan aman.
Tepat pukul 7 pagi, aba-aba dimulainya jalan sehat terdengar. Dengan langkah serentak, warga mulai berjalan keluar dari komplek, mengikuti rute yang telah ditentukan.
Rute tersebut membawa mereka menyusuri jalan-jalan sekitar area luar komplek, melewati pepohonan rindang dan beberapa perkampungan tetangga.
Di sepanjang jalan, canda tawa dan obrolan ringan terdengar di antara derap langkah warga Wisma 1. Mereka saling berbagi cerita, bertukar kabar, dan menguatkan silaturahmi.
Sesekali terdengar nyanyian yel-yel yang dinyanyikan bersama-sama, menambah suasana patriotik pagi itu. Suasana kebersamaan ini membuat jalan sehat terasa begitu menyenangkan.
Setelah kurang lebih satu jam berjalan, warga kembali ke komplek dengan perasaan segar dan penuh semangat. Namun, acara pagi itu tidak berhenti di situ.
Begitu tiba di lapangan depan, berbagai hidangan lezat sudah menanti. Meja-meja telah dipersiapkan dengan aneka makanan dan minuman, mengundang warga yang sudah kembali untuk segera mencicipinya.
Sambil menikmati sarapan bersama, warga saling bercengkerama dan berbagi cerita tentang pengalaman jalan sehat tadi.
Setelah semua warga merasa cukup beristirahat dan perut mereka terisi, tibalah saatnya untuk memulai rangkaian perlombaan. Acara perlombaan ini sudah disiapkan dengan baik oleh team panitia dari Karang Taruna.
Salah satu lomba yang paling dinantikan pagi ini adalah lomba merias pasangan dengan mata tertutup.
Lomba ini selalu menjadi favorit karena tidak hanya menantang, tetapi juga sangat menghibur. Peserta yang terdiri dari pasangan suami istri harus saling percaya, karena suami, yang bertugas merias istrinya harus melakukan riasan tersebut tanpa melihat.
Dengan mata yang tertutup rapat, tangan mereka bergerak perlahan mencoba menemukan wajah pasangan dan memulas make-up dengan hati-hati.
Namun, seringkali hasilnya jauh dari sempurna. Lipstik yang melenceng jauh dari bibir sampai alis yang tergambar miring menjadi pemandangan lucu yang membuat penonton tak henti-hentinya tertawa.
Riuh tawa dan sorak sorai mengiringi setiap gerakan salah dari para peserta, dan meski hasilnya jauh dari riasan yang sempurna, semua larut dalam keseruan lomba ini.
Lomba yang lainnya adalah berjalan dengan semacam nampan di atas kepala. Ini bukan sembarang jalan biasa, karena selain harus menjaga nampan tetap di tempatnya, peserta juga harus mengapit balon di kedua sisi tubuh mereka, serta satu balon di antara kaki. Koordinasi dan keseimbangan benar-benar diuji dalam lomba ini.
Peserta harus bergerak dengan hati-hati namun tetap cepat, agar tidak ada balon atau nampan yang jatuh. Setiap kali ada balon yang terlepas atau nampan yang terguling, penonton bersorak riuh, sementara peserta berusaha keras untuk menjaga fokus.
Bagi yang berhasil mencapai garis finish tanpa insiden, sorak kemenangan dan tepuk tangan meriah pun menyambut mereka.
Belum berhenti sampai di situ. Lomba lari bakiak panjang melengkapi rangkaian perlombaan hari itu. Dengan bakiak besar yang bisa memuat tiga orang sekaligus, lomba ini membutuhkan kekompakan tim yang luar biasa.
Peserta paling depan harus menggunakan topeng, yang membuatnya sulit melihat dengan jelas, sementara dua orang di belakang harus berkoordinasi dengan baik agar langkah mereka tetap serasi.
Setiap langkah harus diambil dengan hati-hati, karena ketidaksinkronan sedikit saja bisa membuat mereka terjatuh. Melihat tim-tim yang berusaha keras untuk tetap seirama, sementara topeng yang dipakai peserta paling depan menambah tantangan, membuat suasana semakin seru.
Penonton tak henti-hentinya memberikan semangat, tertawa saat ada tim yang tersandung, dan bersorak gembira saat tim favorit mereka mencapai garis finish.
Pada akhirnya, yang lebih penting dari siapa yang memenangkan perlombaan adalah semangat kebersamaan dan keceriaan yang dirasakan oleh seluruh warga.
Perayaan HUT Kemerdekaan RI kali ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang merajut kebersamaan, merayakan kebhinekaan, dan mengenang perjuangan para pendahulu dengan cara yang paling menyenangkan.
Setiap momen tawa, setiap sorakan semangat, dan setiap interaksi hangat di antara mereka mencerminkan ikatan persaudaraan di Komplek Perumahan Wisma Harapan 1.
Dan momen-momen ini, akan terus dikenang dan menjadi cerita yang diceritakan ulang di masa depan, tentang bagaimana warga Wisma Harapan 1 merayakan kemerdekaan dengan penuh kebersamaan.